-->

Bahas Tuntas Adab – Adab di dalam majlis dan teman duduk yang baik di majlis.

Bahas Tuntas Adab – Adab di dalam majlis dan teman duduk yang baik di majlis.
Forummajlisilmu.com – sahabat fmi dimanapun anda berada senang sekali rasanya admind ingin sekali membahas mengenai Adab – Adab di dalam majlis dan juga nanti kami akan membahas mengenai teman duduk yang baik di majlis. Untuk itu mari kita bahas terlebih dahulu adab-adabnya.

1.      Berlapang – lapang di dalam Majlis
 Jelas terdapat dalam Firman Allah SWT QS. Al-Mujaadalah : 11.
 ~ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى اْلمَجلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ، وَ اِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلعِلْمَ دَرَجتٍ، وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. المجادلة: 11
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Mujaadalah : 11]
Ayat diatas jelas bahwa yang terbaik adalah orang yang mau melapangkan untuk orang yang baru datang masuk majlis mekipun kita sudah datang terlebih dahulu
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَامَ لَهُ رَجُلٌ مِنْ مَجْلِسِهِ فَذَهَبَ لِيَجْلِسَ فِيْهِ، فَنَهَاهُ رَسُوْلُ اللهِ ص. ابو داود 4: 258، رقم: 4828
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Ada Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu seorang laki-laki (yang sudah duduk di situ) bangkit dari tempat duduknya, agar orang tersebut duduk di situ. Lalu Rasulullah SAW mencegahnya. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 258, no. 4828]
~عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اَبِى اْلحَسَنِ قَالَ: جَاءَنَا اَبُوْ بَكْرَةَ فِى شَهَادَةٍ، فَقَامَ لَهُ رَجُلٌ مِنْ مَجْلِسِهِ، فَاَبَى اَنْ يَجْلِسَ فِيْهِ، وَ قَالَ: اِنَّ النَّبِيَّ ص نَهَى عَنْ ذَا. ابو داود 4: 258، رقم: 4827
Dari Sa’id bin Abul Hasan, ia berkata : Abu Bakrah datang dalam suatu kesaksian, lalu ada seorang laki-laki bangkit dari tempat duduknya (agar Abu Bakrah duduk di situ), maka Abu Bakrah enggan untuk duduk pada tempat tersebut, dan ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW melarang dari yang demikian itu”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 258, no. 4827]

2.      Mengucapkan Salam
Kita diperintahkan untuk mengucapkan salam saat masuk maupun keluar majlis. Dalam sebuah hadits disebutkan yang artinya :
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang dari kalian tiba di majlis, hendaklah mengucapkan salam. Dan apabila ia ingin meninggalkan majlis, maka hendaklah mengucapkan salam. Maka yang pertama tidaklah lebih berhaq dari yang akhir”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 353, no. 5208]
3.      Majlis Harus Longgar
Majlis yang digunakan untuk meniba ilmu ataupun untuk pertemuan sebaiknya memang luas dan longgar agar para pengunjung atau jamaah tidak berdesak desakan. Sebagaimana dalam sebuah hadist disebutkan bahwa majlis yang longgar adalah majlis yang paling baik.
~عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: خَيْرُ اْلمَجَالِسِ اَوْسَعُهَا. ابو داود 4: 257، رقم: 4820
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik majlis adalah yang luas (longgar)”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 257, no. 4820] 
4.      Dilarang Menyuruh Pergi Orang Yang Sudah Duduk
Jelas sekali ini tidak sopan jika kita datang terlambat dan ternyata di majlis tidak mau repot dan menyuruh yang sudah duduk untuk pergi dan kita menduduki tempatnya. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits
'~عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يُقِيْمَنَّ اَحَدُكُمُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيْهِ. مسلم 4: 1714
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Janganlah sekali-kali seseorang diantara kalian menyuruh seseorang berdiri dari tempat duduknya, lalu ia menduduki tempat itu”. [HR Muslim juz 4, hal. 1714]
~عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يُقِيْمَنَّ اَحَدُكُمْ اَخَاهُ ثُمَّ يَجْلِسُ فِى مَجْلِسِهِ. وَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ اِذَا قَامَ لَهُ رَجُلٌ مِنْ مَجْلِسِهِ لَمْ يَجْلِسْ فِيْهِ. مسلم 4: 1714
Dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Janganlah sekali-kali seseorang diantara kalian menyuruh saudaranya untuk berdiri, lalu ia menempati tempat duduknya”. Dan adalah Ibnu ‘Umar apabila ada seorang laki-laki yang berdiri dari tempat duduknya untuk menghor-matinya, ia tidak mau duduk padanya. [HR. Muslim juz 4, hal. 1714]
~عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يُقِيْمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَقْعَدِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيْهِ، وَ لكِنْ تَفَسَّحُوْا وَ تَوَسَّعُوْا. مسلم 4: 1714
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Janganlah seseorang menyuruh orang lain untuk berdiri dari tempat duduknya lalu ia duduk di situ, akan tetapi longgarkanlah dan luaskanlah”. [HR Muslim juz 4, hal. 1714]
5.      Dilarangan Memisahkan 2 orang yang sedang duduk
Sangat jelas sekali jika hal ini dilarang karna bisa jadi hal tersebut membuat marah ataupun tidak suka pada keduanya.kecuali setelah mendapatakn ijin dari keduanya.
~عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ اَنْ يُفَرّقَ بَيْنَ اثْنَيْنِ اِلاَّ بِاِذْنِهِمَا. ابو داود 4: 262، رقم: 4845
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari Abdullah bin ‘Amr, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tidak halal bagi seseorang untuk memisahkan diantara dua orang (yang duduk), kecuali dengan izin dari keduanya”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 262, no. 4845]
6.      Larangan Duduk Ditengah -Tengah Orang Yang Sedang Duduk Melingkar
Kita sangat dilarang jika ada beberapa oranng sedang duduk melingkar malah kita duduk ditengahnya. Kenapa hal ini dilarang karna menyebabkan mereka marah dan mengganggu mereka yang sedang berbincang bincang. Kecuali jika yang ditengah adalah seorang guru mereka dan sedang mem beri nasehat kepada anak didiknya.
~عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ اَنْ يُفَرّقَ بَيْنَ اثْنَيْنِ اِلاَّ بِاِذْنِهِمَا. ابو داود 4: 262، رقم: 4845
Dari Hudzaifah, bahwasanya Rasulullah SAW mela’nat orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran orang. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 258, no. 4826]
~عَنْ اَبِىْ مِجْلَزٍ اَنَّ رَجُلاً قَعَدَ وَسَطَ اْلحَلْقَةِ. فَقَالَ حُذَيْفَةُ: مَلْعُوْنٌ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ ص اَوْ لَعَنَ اللهُ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ ص مَنْ قَعَدَ وَسَطَ اْلحَلْقَةِ. الترومذى 4: 183، رقم: 2901، و قال حديث حسن صحيح
Dari Abu Mijlaz bahwasanya ada seorang laki-laki duduk di tengah-tengah lingkaran orang, maka Hudzaifah berkata, “Ia dila'nat atas lisan Nabi Muhammad SAW” atau “Allah mela’nat atas lisan Nabi Muhammad SAW terhadap orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran orang”. [HR. Tirmidzi, juz 4, hal. 183, no. 2901, dan ia berkata : Hadits hasan shahih]
7.      Larangan Menduduki tempat duduk yang ditinggal sementara
~عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا قَامَ اَحَدُكُمْ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ رَجَعَ اِلَيْهِ فَهُوَ اَحَقُّ بِهِ. مسلم 4: 1715
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia kembali lagi ke tempat itu, maka ia lebih berhak (untuk duduk padanya)”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1715]
~عَنْ وَهْبِ بْنِ حُذَيْفَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلرَّجُلُ اَحَقُّ بِمَجْلِسِهِ، وَ اِنْ خَرَجَ لِحَاجَتِهِ ثُمَّ عَادَ فَهُوَ اَحَقُّ بِمَجْلِسِهِ. الترمذى  4: 183، رقم: 2899
Dari Wahab bin Hudzaifah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu lebih berhak pada tempat duduknya. Dan apabila ia keluar untuk suatu keperluan, kemudian ia kembali lagi, maka ia lebih berhak pada tempat duduknya itu”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 183, no. 2899]
8.      Larangan 2 orang Berbisik-bisik sedangkan mereka bertiga
'~عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا كَانَ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ وَاحِدٍ. مسلم 4: 1717
Dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada tiga orang, maka tidak boleh berbisik-bisik dua orang, tanpa melibatkan yang satunya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1717]
~عنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ اْلآخَرِ، حَتَّى تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ مِنْ اَجْلِ اَنْ يُحْزِنَهُ. مسلم 4: 1718
Dari ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian bertiga, maka tidak boleh dua orang berbisik-bisik tanpa melibatkan yang lain, sehingga kalian bercampur dengan orang banyak, karena yang demikian itu bisa membuatnya susah”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1718]
Perumpamaan Perumpamaan dan Fadhilah Duduk Bersama dengan Teman
~عَنْ اَبِى مُوْسَى رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَ اْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ اْلمِسْكِ وَ كِيْرِ اْلحَدَّادِ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ اْلمِسْكِ اِمَّا تَشْتَرِيْهِ اَوْ تَجِدُ رِيْحَهُ، وَ كِيْرُ اْلحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ اَوْ ثَوْبَكَ اَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيْحًا خَبِيْثَةً. البخارى 3: 16
Dari Abu Musa RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan perapian tukang besi, tidak boleh tidak akan kamu dapati dari penjual minyak wangi itu, boleh jadi kamu membelinya atau mencium bau harumnya, sedangkan perapian tukang besi (bisa) membakar badanmu atau pakaianmu, atau kamu mencium bau busuknya". [HR. Bukhari juz 3, ha. 16]
عَنْ اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّمَا مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَ اْلجَلِيْسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ وَ نَافِخِ اْلكِيْرِ. فَحَامِلُ اْلمِسْكِ اِمَّا اَنْ يُحْذِيَكَ وَ اِمَّا اَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَ اِمَّا اَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيّبَةً. وَ نَافِخُ اْلكِيْرِ اِمَّا اَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَ اِمَّا اَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً. مسلم 4: 2026
Dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun pembawa minyak wangi, boleh jadi ia akan memberimu atau kamu akan membeli (minyak wangi) darinya, atau kamu akan mendapati bau harumnya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mendapatkan bau busuknya". [HR. Muslim juz 4, hal. 2026]
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ اْلمِسْكِ اِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَيْءٌ اَصَابَكَ مِنْ رِيْحِهِ وَ مَثَلُ اْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ اْلكِيْرِ اِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ اَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ. ابو داود 4: 259، رقم: 4829
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan teman duduk yang baik seperti pemilik minyak wangi, jika kamu tidak mendapatkan dari minyaknya sedikitpun, paling tidak kamu mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang buruk adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak terkena  hitam-hitamnya, paling tidak kamu mendapatkan bau busuknya. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 259, no. 4829]
BACA JUGA : BAHAS TUNTAS AMAR MA''RUF NAHI MUNKAR

Doa kaffaaratul majlis

~
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa duduk di suatu majlis dan banyak gaduh padanya, lalu sebelum bangkit dari majlisnya ia membaca Subhaanakalloohumma wa bi hamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik (Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu), niscaya diampuni baginya apa yang telah terjadi di majlisnya itu. [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 158, no. 3494, hadits hasan shahih gharib]
~

Dari Isma’il bin ‘Abdullah bin Ja’far, ia berkata : Telah sampai kepadaku bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang yang berada dalam suatu majlis, lalu ketika akan bangkit ia membaca “Subhaanakalloohumma wa bi hamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik” (Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu), melainkan diampuni baginya apa-apa yang terjadi dalam majlis tersebut”. (Isma’il berkata) : Lalu aku ceritakan hadits ini kepada Yazib bin Khashifah, maka ia menjawab, “Begitulah telah menceritakan kepadaku Saib bin Yazid, dari Rasulullah SAW”. [HR. Ahmad juz 5, hal. 334, no. 15729

Demikian Artikel Dari kami mengenai Bahas Tuntas Adab – Adab di dalam majlis dan teman duduk yang baik di majlis.Semoga Bermanfaat.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Bahas Tuntas Adab – Adab di dalam majlis dan teman duduk yang baik di majlis."

Posting Komentar

Jika Artikel Ini Bermanfaat Silahkan Dibagikan Kepada Teman Teman Agar Pahala Anda Mengalir Sebagai Sedekah .

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel