-->

Tersebarnya berita bohong dan diterimanya taubatnya orang yang bertaubat.- Rasulullah SAW Teladan (ke-110)

Forum majlis Ilmu - hari ini kita akan membahas tentang Tersebarnya berita bohong dan diterimanya taubatnya orang yang bertaubat.- Rasulullah SAW suriteladan yang baik (ke-110)
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢ.
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ.
Sdrq yang dirahmati Allah swt.
Beriman tidak cukup dengan pernyataan lisan saja, akan tetapi harus disertai dengan amal perbuatan. Sedangkan amal ibadah harus ada ilmunya.
Mari kita mempelajari, juga kita pahami, dan kita aplikasi kan dalam kehidupan bermasyarakat.
Allah swt dan Rasulullah Muhammad saw telah membimbing kita tentang :
Rasulullah SAW suriteladan yang baik (ke-110)


Taubat kepada Allah (5).
Tersebarnya berita bohong dan diterimanya taubatnya orang yang bertaubat.

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya sebagai berikut :
اَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِىّ ص قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا اَرَادَ اَنْ يَخْرُجَ سَفَرًا اَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَاَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا رَسُوْلُ اللهِ ص مَعَهُ. قَالَتْ عَائِشَةُ: فَاَقْرَعَ بَيْنَنَا فِى غَزْوَةٍ غَزَاهَا فَخَرَجَ فِيْهَا سَهْمِى، فَخَرَجْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص وَذٰلِكَ بَعْدَ مَا اُنْزِلَ الْحِجَابُ، فَاَنَا اُحْمَلُ فِى هَوْدَجِى وَاُنْزَلُ فِيْهِ مَسِيْرَنَا، حَتَّى اِذَا فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ ص مِنْ غَزْوِهِ وَقَفَلَ وَدَنَوْنَا مِنَ الْمَدِيْنَةِ، آذَنَ لَيْلَةً بِالرَّحِيْلِ. فَقُمْتُ حِيْنَ آذَنُوْا بِالرَّحِيْلِ فَمَشَيْتُ حَتَّى جَاوَزْتُ الْجَيْشَ، فَلَمَّا قَضَيْتُ مِنْ شَأْنِى اَقْبَلْتُ اِلَى الرَّحْلِ، فَلَمَسْتُ صَدْرِى فَاِذَا عِقْدِى مِنْ جَزْعِ ظَفَارِ قَدِ انْقَطَعَ، فَرَجَعْتُ فَالْتَمَسْتُ عِقْدِى فَحَبَسَنِى اِبْتِغَاؤُهُ.

Bahwasanya 'Aisyah istri Nabi SAW berkata; "Dahulu apabila Rasulullah SAW hendak berpergian jauh, beliau mengundi di antara isteri-isteri beliau. Kemudian siapa yang keluar undiannya, dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah SAW". 'Aisyah berkata, "Kemudian beliau mengundi diantara kami untuk ikut pada suatu peperangan yang beliau lakukan. Dan keluarlah undianku, sehingga aku pergi bersama Rasulullah SAW. Kejadian tersebut setelah diturunkannya ayat tentang hijab. Lalu saya dibawa di dalam sekedupku, dan ketika mereka berhenti, akupun diturunkan. Ketika Rasulullah SAW telah selesai dari peperangan, dan dalam perjalanan kembali ke Madinah, dan kami sudah dekat Madinah, setelah beristirahat, di malam hari diumumkan bahwa rombongan segera berangkat. Ketika mereka mengumumkan untuk berangkat, aku berdiri lalu berjalan hingga melewati pasukan. Setelah saya selesai dari urusanku, saya kembali ke tempatku. Lalu aku meraba dadaku, ternyata kalungku dari Jaz'i Dhafar, Yaman, hilang. Maka saya kembali dan mencari kalungku, sehingga karena mencari kalung itu membuatku tertinggal.

وَاَقْبَلَ الرَّهْطُ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَرْحَلُوْنَ لِى فَحَمَلُوْا هَوْدَجِى فَرَحَلُوْهُ عَلَى بَعِيْرِىَ الَّذِى كُنْتُ اَرْكَبُ وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنّى فِيْهِ. قَالَتْ: وَكَانَتِ النّسَاءُ اِذْ ذَاكَ خِفَافًا لَمْ يُهَبَّلْنَ وَلَمْ يَغْشَهُنَّ اللَّحْمُ، اِنَّمَا يَأْكُلْنَ الْعُلْقَةَ مِنَ الطَّعَامِ، فَلَمْ يَسْتَنْكِرِ الْقَوْمُ ثِقَلَ الْهَوْدَجِ حِيْنَ رَحَلُوْهُ وَرَفَعُوْهُ، وَكُنْتُ جَارِيَةً حَدِيْثَةَ السّنّ، فَبَعَثُوا الْجَمَلَ وَسَارُوْا، وَوَجَدْتُ عِقْدِى بَعْدَ مَا اسْتَمَرَّ الْجَيْشُ. فَجِئْتُ مَنَازِلَهُمْ وَلَيْسَ بِهَا دَاعٍ وَلَا مُجِيْبٌ فَتَيَمَّمْتُ مَنْزِلِى الَّذِى كُنْتُ فِيْهِ، وَظَنَنْتُ اَنَّ الْقَوْمَ سَيَفْقِدُوْنِى فَيَرْجِعُوْنَ اِلَيَّ.
Dan, sekelompok orang yang membawa sekedupku telah berangkat. Mereka meletakkan sekedupku di atas untaku yang tadi saya kendarai. Mereka mengira bahwa aku sudah berada di dalamnya. 'Aisyah berkata, "Ketika itu para wanita kurus-kurus dan ringan, tidak gemuk dan tidak berat, karena mereka makan hanya sedikit. Sehingga tidak ada orang yang curiga terhadap beratnya sekedup itu ketika mereka membawa dan mengangkatnya. Terlebih lagi ketika itu aku masih kecil. Lalu merekapun memberangkatkan unta-untanya dan meneruskan perjalanan. Dan aku mendapatkan kembali kalungku setelah rombongan itu berangkat. Kemudian saya datang ke tempat mereka berhenti tadi, namun tidak ada seorang pun yang memanggil dan tidak ada pula yang menjawab. Lalu saya kembali ke tempatku tadi yang aku berada di situ. Saya berharap orang-orang merasa kehilangan aku, lalu mereka kembali menjemputku.

فَبَيْنَا اَنَا جَالِسَةٌ فِى مَنْزِلِى غَلَبَتْنِى عَيْنِى فَنِمْتُ. وَكَانَ صَفْوَانُ بْنُ الْمُعَطَّلِ السُّلَمِىُّ ثُمَّ الذَّكْوَانِىُّ قَدْ عَرَّسَ مِنْ وَرَاءِ الْجَيْشِ فَادَّلَجَ، فَاَصْبَحَ عِنْدَ مَنْزِلِى، فَرَأَى سَوَادَ اِنْسَانٍ نَائِمٍ، فَاَتَانِى فَعَرَفَنِى حِيْنَ رَآنِى، وَقَدْ كَانَ يَرَانِى قَبْلَ اَنْ يُضْرَبَ الْحِجَابُ عَلَىَّ، فَاسْتَيْقَظْتُ بِاسْتِرْجَاعِهِ حِيْنَ عَرَفَنِى، فَخَمَّرْتُ وَجْهِى بِجِلْبَابِى، وَوَاللهِ، مَا يُكَلّمُنِى كَلِمَةً وَلاَ سَمِعْتُ مِنْهُ كَلِمَةً غَيْرَ اسْتِرْجَاعِهِ، حَتَّى اَنَاخَ رَاحِلَتَهُ، فَوَطِئَ عَلَى يَدِهَا فَرَكِبْتُهَا، فَانْطَلَقَ يَقُوْدُ بِى الرَّاحِلَةَ حَتَّى اَتَيْنَا الْجَيْشَ بَعْدَ مَا نَزَلُوْا مُوْغِرِيْنَ فِى نَحْرِ الظَّهِيْرَةِ، فَهَلَكَ مَنْ هَلَكَ فِى شَأْنِى. وَكَانَ الَّذِى تَوَلَّى كِبْرَهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ اُبَىّ ابْنُ سَلُوْلَ، فَقَدِمْنَا الْمَدِيْنَةَ.
Tatkala saya duduk di tempat duduk itu, saya merasa ngantuk dan tertidur. Sedangkan Shafwan bin Mu'aththal Assulamiy, orang Dzakwan telah beristirahat, dan ia berjalan di belakang pasukan. Maka ia berjalan di akhir malam, sehingga di pagi harinya ia sampai di tempat aku berhenti. Shafwan bin Mu'aththal Assulamiy melihat ada seseorang yang masih tertidur, maka dia mendatangiku dan dia telah mengenaliku tatkala dia melihatku, karena dia telah melihatku sebelum diwajibkan memakai hijab padaku. Maka saya terbangun ketika saya mendengar dia mengucapkan, "innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun", ketika ia mengetahuiku. Saya langsung menutupi wajahku dengan jilbabku. Demi Allah, dia tidak berbicara sepatah katapun dan saya sama sekali tidak mendengar satu patah kata pun kecuali kata istirja'nya, lalu ia pun merundukkan untanya dan saya pun menaikinya. Lalu berangkatlah ia menuntun unta yang saya naiki sehingga kami berhasil menyusul rombongan kaum muslimin setelah mereka berhenti untuk berisitirahat di siang hari. Maka binasalah orang yang binasa telah berburuk sangka pada urusanku. Ketika itu, orang yang paling getol menyebarkan berita bohong adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Akhirnya, saya pun sampai di Madinah.
فَاشْتَكَيْتُ حِيْنَ قَدِمْنَا الْمَدِيْنَةَ شَهْرًا، وَالنَّاسُ يُفِيْضُوْنَ فِى قَوْلِ أَهْلِ اْلاِفْكِ وَلَا اَشْعُرُ بِشَىْءٍ مِنْ ذٰلِكَ، وَهُوَ يَرِيْبُنِى فِى وَجَعِى اَنّى لَا اَعْرِفُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اللُّطْفَ الَّذِى كُنْتُ اَرَى مِنْهُ حِيْنَ اَشْتَكِى، اِنَّمَا يَدْخُلُ رَسُوْلُ اللهِ ص فَيُسَلّمُ ثُمَّ يَقُوْلُ: كَيْفَ تِيْكُمْ؟. فَذَاكَ يَرِيْبُنِى وَلَا اَشْعُرُ بِالشَّرّ حَتَّى خَرَجْتُ بَعْدَ مَا نَقِهْتُ. وَخَرَجَتْ مَعِى اُمُّ مِسْطَحٍ قِبَلَ الْمَنَاصِعِ وَهُوَ مُتَبَرَّزُنَا، وَلَا نَخْرُجُ اِلَّا لَيْلاً اِلَى لَيْلٍ. وَذٰلِكَ قَبْلَ اَنْ نَتَّخِذَ الْكُنُفَ قَرِيْبًا مِنْ بُيُوْتِنَا، وَاَمْرُنَا اَمْرُ الْعَرَبِ اْلاُوَلِ فِى التَّنَزُّهِ، وَكُنَّا نَتَاَذَّى بِالْكُنُفِ اَنْ نَتَّخِذَهَا عِنْدَ بُيُوْتِنَا.
Setelah kami tiba di Madinah, lalu saya sakit selama satu bulan, sedangkan orang-orang terus larut membicarakan berita bohong itu yang ditujukan kepadaku, padahal aku sedikit pun tidak merasa melakukan hal itu. Sehingga beliau pun meragukan sakitku. Saya tidak lagi mengetahui kelembutan Rasulullah SAW yang dahulu aku rasakan ketika aku sakit, Rasulullah SAW hanya masuk dan memberi salam lalu bertanya; "Bagaimana keadaanmu ?". Itulah beliau ragu padaku, sedangkan saya tidak merasa telah melakukan keburukan itu. Setelah saya merasa mulai sembuh, saya keluar bersama Ummu Misthah ke suatu tempat untuk buang air, dan kami tidak keluar kecuali di malam hari hingga malam lagi. Yang demikian itu sebelum kami membuat tempat tertutup di dekat rumah-rumah kami. Urusan kami pada waktu itu seperti para pendahulu orang-orang Arab dalam menjaga kebersihan. Kami masih kesulitan membuat tempat tertutup untuk buang air di dekat rumah-rumah kami.
فَانْطَلَقْتُ اَنَا وَاُمُّ مِسْطَحٍ وَهِىَ بِنْتُ اَبِى رُهْمِ بْنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ، وَاُمُّهَا ابْنَةُ صَخْرِ بْنِ عَامِرٍ خَالَةُ اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ، وَابْنُهَا مِسْطَحُ بْنُ اُثَاثَةَ بْنِ عَبَّادِ بْنِ الْمُطَّلِبِ. فَاَقْبَلْتُ اَنَا وَبِنْتُ اَبِى رُهْمٍ قِبَلَ بَيْتِى حِيْنَ فَرَغْنَا مِنْ شَأْنِنَا، فَعَثَرَتْ اُمُّ مِسْطَحٍ فِى مِرْطِهَا، فَقَالَتْ، تَعِسَ مِسْطَحٌ. فَقُلْتُ لَهَا: بِئْسَ مَا قُلْتِ، اَتَسُبّيْنَ رَجُلًا قَدْ شَهِدَ بَدْرًا. قَالَتْ اَىْ هَنْتَاهُ، اَوَلَمْ تَسْمَعِى مَا قَالَ؟ قُلْتُ: وَمَاذَا قَالَ؟ قَالَتْ: فَاَخْبَرَتْنِى بِقَوْلِ اَهْلِ اْلاِفْكِ، فَازْدَدْتُ مَرَضًا اِلَى مَرَضِى. فَلَمَّا رَجَعْتُ اِلَى بَيْتِى، فَدَخَلَ عَلَىَّ رَسُولُ اللهِ ص فَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: كَيْفَ تِيْكُمْ؟ قُلْتُ: اَتَأْذَنُ لِى اَنْ اٰتِىَ اَبَوَىَّ؟ قَالَتْ: وَاَنَا حِيْنَئِذٍ اُرِيْدُ اَنْ اَتَيَقَّنَ الْخَبَرَ مِنْ قِبَلِهِمَا. فَاَذِنَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص.

Kemudian saya dan Ummu Misthah, dia adalah anak perempuannya Abu Ruhmin bin Muththalib bin 'Abdi Manaf, dan ibunya adalah anak perempuannya Shakhr bin 'Aamir, bibinya Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan anaknya adalah Misthah bin Utsaatsah bin 'Abbaad bin Muththalib. Ketika aku dan binti Abu Ruhmin kembali ke rumahku setelah urusan kami selesai, Ummu Misthah terpeleset karena terjerat kainnya. Ketika itu ia berkata; "Celaka Misthah." Saya berkata kepadanya; "Alangkah jeleknya apa yang kamu katakan kepadanya, apakah kamu mencela orang yang telah ikut perang Badar ?". Dia berkata, "Wahai putri, apakah kamu tidak mendengar apa yang dia katakan ?". Saya bertanya, "Apa yang telah dia katakan ?". Lalu dia memberitahukan kepadaku tentang perkataan orang-orang yang menuduhku. Maka saya bertambah sakit. Ketika saya kembali ke rumahku, Rasulullah SAW datang menemuiku, beliau mengucapkan salam, lalu bertanya, "Bagaimana keadaanmu ?". Saya berkata, "Apakah engkau mengizinkanku untuk datang kepada kedua orang tuaku ?". 'Aisyah berkata, "Ketika itu saya ingin meyakinkan kabar tersebut dari kedua orang tuaku. Maka Rasulullah SAW pun mengizinkanku.
فَجِئْتُ اَبَوَىَّ فَقُلْتُ لِاُمّى: يَا اُمَّتَاهْ، مَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ؟ فَقَالَتْ: يَا بُنَيَّةُ، هَوّنِى عَلَيْكِ، فَوَاللهِ، لَقَلَّمَا كَانَتِ امْرَأَةٌ قَطُّ وَضِيْئَةٌ عِنْدَ رَجُلٍ يُحِبُّهَا وَلَهَا ضَرَائِرُ إِلاَّ كَثَّرْنَ عَلَيْهَا. قَالَتْ، قُلْتُ: سُبْحَانَ اللهِ، وَقَدْ تَحَدَّثَ النَّاسُ بِهٰذَا؟ قَالَتْ: فَبَكَيْتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ حَتَّى اَصْبَحْتُ لاَ يَرْقَأُ لِى دَمْعٌ وَلاَ اَكْتَحِلُ بِنَوْمٍ، ثُمَّ اَصْبَحْتُ اَبْكِى.
Lalu saya datang kepada kedua orang tuaku, saya bertanya kepada ibu; "Wahai ibu, apa yang sedang dibicarakan orang-orang ?". Ibuku menjawab, "Wahai anakku, tenangkan dirimu. Demi Allah, seorang wanita yang cantik dan dicintai suaminya dan mempunyai banyak madu pasti mereka banyak membicarakan aibnya. 'Aisyah berkata, "Subhaanallooh, orang-orang membicarakan hal ini ?". 'Aisyah melanjutkan ceritanya, "Pada malam itu aku menangis, hingga pagi harinya air mataku tidak bisa berhenti dan saya tidak bisa tidur, dan di pagi itu saya masih menangis.
وَدَعَا رَسُوْلُ اللهِ ص عَلِىَّ بْنَ اَبِى طَالِبٍ وَاُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ حِيْنَ اِسْتَلْبَثَ الْوَحْىُ يَسْتَشِيْرُهُمَا فِى فِرَاقِ اَهْلِهِ. قَالَتْ: فَاَمَّا اُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَاَشَارَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص بِالَّذِى يَعْلَمُ مِنْ بَرَاءَةِ اَهْلِهِ وَبِالَّذِى يَعْلَمُ فِى نَفْسِهِ لَهُمْ مِنَ الْوُدّ. فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هُمْ اَهْلُكَ وَلَا نَعْلَمُ اِلَّا خَيْرًا. وَاَمَّا عَلِىُّ بْنُ اَبِى طَالِبٍ فَقَالَ: لَمْ يُضَيّقِ اللهُ عَلَيْكَ، وَالنّسَاءُ سِوَاهَا كَثِيْرٌ. وَاِنْ تَسْأَلِ الْجَارِيَةَ تَصْدُقْكَ. قَالَتْ: فَدَعَا رَسُوْلُ اللهِ ص بَرِيْرَةَ، فَقَالَ: اَىْ بَرِيْرَةُ، هَلْ رَأَيْتِ مِنْ شَىْءٍ يَرِيْبُكِ مِنْ عَائِشَةَ؟. قَالَتْ لَهُ بَرِيرَةُ: وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقّ، اِنْ رَأَيْتُ عَلَيْهَا اَمْرًا قَطُّ اَغْمِصُهُ عَلَيْهَا اَكْثَرَ مِنْ اَنَّهَا جَارِيَةٌ حَدِيْثَةُ السّنّ. تَنَامُ عَنْ عَجِيْنِ اَهْلِهَا فَتَأْتِى الدَّاجِنُ فَتَأْكُلُهُ.
Dan ketika itu Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid untuk diajak bermusyawarah dalam rangka menceraikan isterinya, ketika wahyu belum turun." Aisyah berkata; "Adapun Usamah bin Zaid, dia mengatakan kepada Rasulullah SAW dengan apa yang ia ketahui dari bersihnya istri beliau dari perbuatan tersebut, dan dengan apa yang ia ketahui tentang kecintaan mereka kepada beliau. Usamah berkata, "Wahai Rasulullah, mereka adalah isteri-isterimu, kami tidak mengetahui kecuali kebaikan.' Adapun Ali bin Abi Thalib, ia berkata; "Allah tidak memberi kesempitan kepadamu, wanita selain dia masih banyak. Dan jika engkau bertanya kepada budak perempuanmu, pasti dia akan jujur". 'Aisyah melanjutkan ceritanya, "Kemudian Rasulullah SAW memanggil Barirah. Beliau bertanya: "Wahai Barirah, apakah kamu melihat ada sesuatu yang meragukanmu dari diri 'Aisyah ?". Barirah menjawab, "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran, saya sama sekali tidak pernah melihat suatu 'aib pada dirinya yang lebih dari ia seorang anak kecil yang ketiduran dari menunggu masakan adonan tepung keluarganya, lalu datang kambing piaraan, lalu ia memakannya".
قَالَتْ: فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى الْمِنْبَرِ، فَاسْتَعْذَرَ مِنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ اُبَىّ ابْنِ سَلُوْلَ. قَالَتْ: فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ: يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِيْنَ، مَنْ يَعْذِرُنِى مِنْ رَجُلٍ قَدْ بَلَغَ اَذَاهُ فِى اَهْلِ بَيْتِىْ، فَوَاللهِ مَا عَلِمْتُ عَلَى اَهْلِى اِلَّا خَيْرًا، وَلَقَدْ ذَكَرُوْا رَجُلًا مَا عَلِمْتُ عَلَيْهِ اِلَّا خَيْرًا، وَمَا كَانَ يَدْخُلُ عَلَى اَهْلِى اِلَّا مَعِى. فَقَامَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ اَلْاَنْصَارِىُّ، فَقَالَ: اَنَا اَعْذِرُكَ مِنْهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ. اِنْ كَانَ مِنَ اْلأَوْسِ ضَرَبْنَا عُنُقَهُ، وَاِنْ كَانَ مِنْ اِخْوَانِنَا الْخَزْرَجِ اَمَرْتَنَا فَفَعَلْنَا اَمْرَكَ. قَالَتْ: فَقَامَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ وَهُوَ سَيّدُ الْخَزْرَجِ، وَكَانَ رَجُلًا صَالِحًا، وَلٰكِنِ اجْتَهَلَتْهُ الْحَمِيَّةُ. فَقَالَ لِسَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ: كَذَبْتَ، لَعَمْرُ اللهِ، لَا تَقْتُلُهُ وَلَا تَقْدِرُ عَلَى قَتْلِهِ. فَقَامَ اُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ وَهُوَ ابْنُ عَمّ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ، فَقَالَ لِسَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ: كَذَبْتَ، لَعَمْرُ اللهِ، لَنَقْتُلَنَّهُ، فَاِنَّكَ مُنَافِقٌ تُجَادِلُ عَنِ الْمُنَافِقِيْنَ. فَثَارَ الْحَيَّانِ اْلأَوْسُ وَالْخَزْرَجُ حَتَّى هَمُّوْا اَنْ يَقْتَتِلُوْا وَرَسُوْلُ اللهِ ص قَائِمٌ عَلَى الْمِنْبَرِ. فَلَمْ يَزَلْ رَسُوْلُ اللهِ ص يُخَفّضُهُمْ حَتَّى سَكَتُوْا وَسَكَتَ.
Kemudian Rasulullah SAW berdiri di mimbar dan beliau meminta alasan dari 'Abdullah bin Ubay bin Salul. 'Aisyah melanjutkan ceritanya, "Tatkala Rasulullah SAW berada di atas mimbar, beliau bersabda, "Wahai kaum muslimin, siapakah yang akan menolongku dari seorang lelaki yang telah menyakiti keluargaku ? Sungguh, demi Allah, saya tidak mengetahui dari keluargaku melainkan kebaikan. Dan sungguh mereka telah membicarakan mengenai seorang lelaki yang saya tidak mengetahui dari dirinya kecuali kebaikan pula. Dan tidak pernah ia datang kepada isteriku kecuali ia bersamaku". Kemudian Sa'ad bin Mu'adz Al-Anshariy berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku akan menolongmu. Jika ada orang dari Bani Aus yang melakukannya, akan kupenggal lehernya. Dan jika dari saudara kami dari Bani Khazraj yang melakukan, bila engkau memerintahkan kepada kami, maka kami akan melaksanakan perintahmu". Seketika itu juga Sa'ad bin 'Ubadah, dia adalah pemimpin dari Bani Khazraj, ia adalah seorang lelaki yang shalih, tetapi ia masih terbawa sikap fanatis, berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz, "Demi Allah, engkau bohong, engkau tidak akan membunuhnya dan tidak akan bisa membunuhnya". Kemudian berdirilah Usaid bin Hudlair, dia adalah sepupu Sa'ad bin Mu'adz, ia berkata kepada Sa'ad bin 'Ubadah, "Engkau bohong. Demi Allah, sungguh kami pasti membunuhnya, karena kamu seorang munafiq yang membela orang-orang munafiq". Keadaan kedua suku itupun semakin memanas, antara suku Aus dan suku Khazraj, sehingga mereka akan saling bunuh-membunuh, sedangkan Rasulullah SAW masih tetap berdiri di atas mimbar. Rasulullah SAW tidak henti-hentinya melerai dan menenangkan mereka, sehingga mereka diam dan beliaupun diam.
قَالَتْ: وَبَكَيْتُ يَوْمِى ذٰلِكَ، لَا يَرْقَأُ لِى دَمْعٌ وَلَا اَكْتَحِلُ بِنَوْمٍ، ثُمَّ بَكَيْتُ لَيْلَتِيَ الْمُقْبِلَةَ، لَا يَرْقَأُ لِى دَمْعٌ وَلَا اَكْتَحِلُ بِنَوْمٍ، وَاَبَوَاىَ يَظُنَّانِ اَنَّ الْبُكَاءَ فَالِقٌ كَبِدِى. فَبَيْنَمَا هُمَا جَالِسَانِ عِنْدِى، وَاَنَا اَبْكِى، اِسْتَأْذَنَتْ عَلَىَّ امْرَأَةٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَاَذِنْتُ لَهَا. فَجَلَسَتْ تَبْكِى. قَالَتْ: فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذٰلِكَ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص، فَسَلَّمَ ثُمَّ جَلَسَ. قَالَتْ وَلَمْ يَجْلِسْ عِنْدِى مُنْذُ قِيْلَ لِى مَا قِيْلَ، وَقَدْ لَبِثَ شَهْرًا لَا يُوْحَى اِلَيْهِ فِيْ شَأْنِيْ بِشَىْءٍ. قَالَتْ فَتَشَهَّدَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ جَلَسَ، ثُمَّ قَالَ: اَمَّا بَعْدُ، يَا عَائِشَةُ، فَاِنَّهُ قَدْ بَلَغَنِى عَنْكِ كَذَا وَكَذَا، فَاِنْ كُنْتِ بَرِيْئَةً فَسَيُبَرّئُكِ اللهُ، وَاِنْ كُنْتِ اَلْمَمْتِ بِذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرِى اللهَ وَتُوْبِى اِلَيْهِ، فَاِنَّ الْعَبْدَ اِذَا اعْتَرَفَ بِذَنْبٍ ثُمَّ تَابَ، تَابَ اللهُ عَلَيْهِ.
'Aisyah melanjutkan ceritanya : Pada hari itu, aku pun menangis, sehingga air mataku tidak bisa berhenti dan aku tidak bisa tidur. Malam berikutnya, aku masih menangis, air mataku tidak bisa berhenti dan aku tidak bisa tidur. Kedua orang tuaku mengira bahwa tangisku akan menyebabkan hatiku sakit. Ketika kedua orang tuaku duduk di sisiku sedangkan saya masih terus menangis, ketika itu ada seorang wanita Anshar yang meminta izin kepadaku untuk menemuiku, akupun mengizinkannya. Lalu ia pun duduk dan ikut menangis. Ketika kami dalam keadaan seperti itu, Rasulullah SAW datang menemui kami, beliau mengucapkan salam, kemudian beliau duduk. 'Aisyah berkata, "Beliau tidak pernah duduk di sisiku semenjak tersebar berita bohong itu, dan telah berlangsung satu bulan wahyu tidak diturunkan kepada beliau mengenai urusanku". 'Aisyah melanjutkan ceritanya : Kemudian setelah Rasulullah SAW duduk, lalu membaca syahadat, kemudian beliau bersabda, "Amma ba'du, wahai 'Aisyah, sesungguhnya telah sampai kepadaku tentang kamu, berita demikian dan demikian, maka jika kamu memang bersih dari hal itu, karena tidak melakukannya, tentu Allah akan membersihkanmu. Namun jika kamu memang melakukan dosa itu, maka mohon ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya. Karena, seorang hamba apabila telah mengakui dosanya kemudian bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya".
قَالَتْ فَلَمَّا قَضَى رَسُوْلُ اللهِ ص مَقَالَتَهُ قَلَصَ دَمْعِى حَتَّى مَا اُحِسُّ مِنْهُ قَطْرَةً، فَقُلْتُ لِاَبِى: اَجِبْ عَنّى رَسُوْلَ اللهِ ص فِيْمَا قَالَ. فَقَالَ: وَاللهِ، مَا اَدْرِى مَا اَقُوْلُ لِرَسُوْلِ اللهِ ص. فَقُلْتُ لِاُمِىّ: اَجِيْبِىْ عَنّى رَسُوْلَ اللهِ ص. فَقَالَتْ: وَاللهِ، مَا اَدْرِى مَا اَقُوْلُ لِرَسُوْلِ اللهِ ص. فَقُلْتُ وَاَنَا جَارِيَةٌ حَدِيْثَةُ السّنّ لَا اَقْرَأُ كَثِيْرًا مِنَ الْقُرْاٰنِ: اِنّى وَاللهِ، لَقَدْ عَرَفْتُ اَنَّكُمْ قَدْ سَمِعْتُمْ بِهٰذَا حَتَّى اسْتَقَرَّ فِى نُفُوْسِكُمْ وَصَدَّقْتُمْ بِهِ، فَاِنْ قُلْتُ لَكُمْ اِنّى بَرِيْئَةٌ، وَاللهُ يَعْلَمُ اَنّى بَرِيْئَةٌ، لَا تُصَدّقُوْنِى بِذٰلِكَ، وَلَئِنِ اعْتَرَفْتُ لَكُمْ بِاَمْرٍ، وَاللهُ يَعْلَمُ اَنّى بَرِيئَةٌ، لَتُصَدّقُوْنَنِى. وَاِنّى، وَاللهِ، مَا اَجِدُ لِى وَلَكُمْ مَثَلًا اِلَّا كَمَا قَالَ اَبُوْ يُوْسُفَ، فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ وَاللهُ الْمُسْتَعَانُ عَلىٰ مَا تَصِفُوْنَ. قَالَتْ: ثُمَّ تَحَوَّلْتُ فَاضْطَجَعْتُ عَلَى فِرَاشِى. قَالَتْ: وَاَنَا وَاللهِ، حِيْنَئِذٍ اَعْلَمُ اَنّى بَرِيْئَةٌ، وَاَنَّ اللهَ مُبَرّئِى بِبَرَاءَتِى، وَلٰكِنْ وَاللهِ، مَا كُنْتُ اَظُنُّ اَنْ يُنْزَلَ فِى شَأْنِى وَحْىٌ يُتْلَى. وَلَشَأْنِى كَانَ اَحْقَرَ فِى نَفْسِى مِنْ اَنْ يَتَكَلَّمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيَّ بِاَمْرٍ يُتْلَى، وَلٰكِنّى كُنْتُ اَرْجُوْ اَنْ يَرَى رَسُوْلُ اللهِ ص فِى النَّوْمِ رُؤْيَا يُبَرّئُنِى اللهُ بِهَا.

'Aisyah berkata : Setelah Rasulullah SAW selesai berkata demikian itu, air mataku berhenti sehingga tidak terasa lagi tetesan air mataku". Saya berkata kepada ayahku, "Wahai ayah, jawablah apa yang telah dikatakan Rasulullah SAW mengenai diriku". Ayahku berkata, "Demi Allah, aku tidak tahu apa yang akan aku katakan kepada Rasulullah SAW". Lalu saya berkata kepada ibuku, "Wahai ibu, jawablah apa yang telah dikatakan Rasulullah SAW mengenai diriku". Ibuku berkata; "Demi Allah, saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada Rasulullah SAW". Lalu saya berkata, sedangkan saya adalah seorang perempuan yang masih kecil usianya, dan saya belum banyak membaca Al-Qur'an, "Demi Allah, sungguh aku mengetahui bahwa kalian telah mendengar hal ini sehingga kalian merasa mantap dan percaya terhadap hal itu. Dan jika aku berkata kepada kalian, "Sesungguhnya aku bersih dari perbuatan itu, dan Allah Maha Mengetahui bahwa aku bersih dari perbuatan itu, dengan demikian pasti kalian juga tidak akan percaya kepadaku. Tetapi jika saya mengakui suatu perkara kepada kalian, sedang Allah Maha Mengetahui bahwa aku bersih dari perbuatan itu, kalian pasti mempercayaiku. Sesungguhnya aku, demi Allah, aku tidak mendapati perumpamaan antara diriku dengan kalian kecuali sebagaimana yang dikatakan oleh ayahnya Nabi Yusuf, yaitu "Keshabaran yang baik itulah keshabaranku. Dan Allah lah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian tuduhkan". [QS. Yuusuf : 18] 'Aisyah berkata, "Kemudian saya berpindah, lalu berbaring di atas tempat tidurku". 'Aisyah berkata, "Demi Allah, ketika itu saya yaqin bahwa saya bersih dari perbuatan itu, dan bahwa Allah pasti akan menjelaskan bahwa aku bersih dari perbuatan itu. Akan tetapi, demi Allah, saya tidak menyangka akan diturunkan wahyu yang bisa dibaca mengenai urusanku. Dan sungguh urusanku jauh lebih remeh pada diriku daripada Allah Azza wa Jalla berfirman tentang aku dengan wahyu yang dibacakan. Tetapi harapanku saat itu hanyalah berharap supaya pada mimpinya Rasulullah SAW diperlihatkan bahwa Allah Azza wa Jalla membersihkan diriku dari tuduhan itu".
قَالَتْ: فَوَاللهِ، مَا رَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَجْلِسَهُ وَلَا خَرَجَ مِنْ اَهْلِ الْبَيْتِ اَحَدٌ حَتَّى اَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى نَبِيّهِ ص، فَاَخَذَهُ مَا كَانَ يَأْخُذُهُ مِنَ الْبُرَحَاءِ عِنْدَ الْوَحْىِ، حَتَّى اِنَّهُ لَيَتَحَدَّرُ مِنْهُ مِثْلُ الْجُمَانِ مِنَ الْعَرَقِ فِى الْيَوْمِ الشَّاتِ، مِنْ ثِقَلِ الْقَوْلِ الَّذِى اُنْزِلَ عَلَيْهِ. قَالَتْ: فَلَمَّا سُرّىَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص وَهُوَ يَضْحَكُ، فَكَانَ اَوَّلَ كَلِمَةٍ تَكَلَّمَ بِهَا اَنْ قَالَ: اَبْشِرِى يَا عَائِشَةُ، اَمَّا اللهُ فَقَدْ بَرَّأَكِ.
'Aisyah berkata; "Demi Allah, belum sampai Rasulullah SAW keluar dari tempat duduknya, dan belum ada seorang pun dari penghuni rumah yang keluar, sehingga Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya, lalu beliau mengalami sebagaimana yang biasa beliau alami dari beratnya ketika turun wahyu, keringat beliau bercucuran seperti mutiara yang berjatuhan pada hari yang sangat dingin. Hal itu karena begitu beratnya firman Allah yang diturunkan kepada beliau". 'Aisyah berkata, "Setelah Rasulullah SAW mendapat khabar gembira tersebut, beliau tertawa. Kemudian kalimat yang pertama kali beliau katakan ketika itu ialah, "Bergembiralah wahai 'Aisyah, Allah telah membersihkanmu dari tuduhan itu".

فَقَالَتْ لِى اُمّى: قُوْمِى اِلَيْهِ. فَقُلْتُ: وَاللهِ لَا اَقُوْمُ اِلَيْهِ، وَلَا اَحْمَدُ اِلَّا اللهَ، هُوَ الَّذِى اَنْزَلَ بَرَاءَتِى. قَالَتْ: فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: اِنَّ الَّذِيْنَ جَآءُوْا بِاْلاِفْكِ عُصْبَةٌ مّنْكُمْ. عَشْرَ اٰيٰتٍ. فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هٰؤُلَاءِ اْلاٰيٰتِ بَرَاءَتِى. قَالَتْ: فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ، وَكَانَ يُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحٍ لِقَرَابَتِهِ مِنْهُ وَفَقْرِهِ: وَاللهِ، لَا اُنْفِقُ عَلَيْهِ شَيْئًا اَبَدًا بَعْدَ الَّذِى قَالَ لِعَائِشَةَ. فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْآ اُولِى الْقُرْبٰى. اِلَى قَوْلِهِ: اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللهُ لَكُمْ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: وَاللهِ، اِنّى لَاُحِبُّ اَنْ يَغْفِرَ اللهُ لِى. فَرَجَعَ اِلَى مِسْطَحٍ النَّفَقَةَ الَّتِى كَانَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ. وَقَالَ: لَا اَنْزِعُهَا مِنْهُ اَبَدًا. قَالَتْ عَائِشَةُ: وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص سَأَلَ زَيْنَبَ بِنْتَ جَحْشٍ زَوْجَ النَّبِىّ ص عَنْ اَمْرِى: مَا عَلِمْتِ؟ اَوْ مَا رَأَيْتِ؟. فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَحْمِى سَمْعِى وَبَصَرِى، وَاللهِ، مَا عَلِمْتُ اِلَّا خَيْرًا. قَالَتْ عَائِشَةُ: وَهِىَ الَّتِى كَانَتْ تُسَامِيْنِى مِنْ اَزْوَاجِ النَّبِىّ ص فَعَصَمَهَا اللهُ بِالْوَرَعِ. وَطَفِقَتْ اُخْتُهَا حَمْنَةُ بِنْتُ جَحْشٍ تُحَارِبُ لَهَا فَهَلَكَتْ فِيْمَنْ هَلَكَ. مسلم 4: 2129، رقم: 56
Kemudian ibuku berkata kepadaku; "Berdirilah kepadanya." Aku berkata; "Demi Allah, aku tidak akan berdiri kepadanya, dan aku tidak akan memuji kecuali kepada Allah, Dia lah yang telah menurunkan wahyu yang membersihkan diriku.'Aisyah berkata : Allah 'Azza wa Jalla telah menurunkan ayat yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga", hingga sepuluh ayat [QS. An-Nuur : 11-21]. Allah Azza wa Jalla telah menurunkan beberapa ayat yang membersihkan diriku dari tuduhan itu". 'Aisyah berkata, "Abu Bakar yang biasa berinfaq kepada Misthah, karena ia masih kerabatnya dan ia adalah seorang yang faqir, Abu Bakar berkata, "Demi Allah, selamanya aku tidak akan memberi bantuan lagi kepadanya setelah dia menuduh kepada 'Aisyah". Lalu Allah 'Azza wa Jalla menurunkan wahyu, yang artinya, (Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)". [QS. An-Nuur : 22]. Lalu Abu Bakar berkata, "Demi Allah, sungguh saya sangat senang bahwa Allah mengampuniku". Kemudian Abu Bakar kembali memberi bantuan kepada Misthah seperti biasanya. Abu Bakar berkata; "Sungguh, aku tidak akan menghentikan bantuan kepadanya selama-lamanya". 'Aisyah berkata : Dahulu Rasulullah SAW bertanya kepada Zainab binti Jahsy, istri Nabi SAW, mengenai perkara yang terjadi padaku: "Apa yang kamu ketahui ? atau apa yang kamu lihat ?". Zainab menjawab; "Wahai Rasulullah, saya selalu menjaga pendengaran dan penglihatanku. Demi Allah, saya tidak mengetahui kecuali kebaikan". Aisyah berkata; "Padahal Zaenab adalah isteri beliau yang dikenal selalu membanggakan diri di hadapanku diantara istri-istri Nabi SAW, tetapi Allah menjaganya dengan menjauhkannya dari dosa". Sedangkan saudara perempuannya, yaitu Hamnah binti Jahsy ikut menyiarkan berita bohong itu, maka binasalah ia termasuk orang yang binasa. [HR. Muslim juz 4, hal. 2129, no. 56]
Abu Dawud meriwayatkan sebagai berikut :
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: لَمَّا نَزَلَ عُذْرِى قَامَ النَّبِيُّ ص عَلَى اْلمِنْبَرِ فَذَكَرَ ذَاكَ وَ تَلاَ (تَعْنِى اْلقُرْاٰنَ)، فَلَمَّا نَزَلَ مِنَ اْلمِنْبَرِ اَمَرَ بِالرَّجُلَيْنِ وَ الْمَرْأَةِ فَضُرِبُوْا حَدَّهُمْ. ابو داود 4: 162، رقم: 4474

Dari ‘Aisyah RA ia berkata, “Setelah turun (ayat tentang) pembebasanku (dari tuduhan berzina), maka Nabi SAW berdiri di atas mimbar, kemudian beliau menyebutkan hal itu dan membaca (yakni Al-Qur’an). Setelah beliau turun (dari mimbar), lalu memerintahkan terhadap dua orang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian mereka didera sebagai hukuman hadd”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 162, no. 4474].

Keterangan :
Menurut riwayat, dua orang laki-laki tersebut adalah Hassaan bin Tsaabit dan Misthah bin Utsaatsah. Adapun seorang wanita tersebut adalah Hamnah binti Jahsyin.
Demikianlah petunjuk dari Allah swt dan contoh dari Rasulullah Muhammad saw.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah iman dan taqwa kita.
ﺁﻣِﻴْﻦ ﻳَﺎ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمُ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tersebarnya berita bohong dan diterimanya taubatnya orang yang bertaubat.- Rasulullah SAW Teladan (ke-110)"

Posting Komentar

Jika Artikel Ini Bermanfaat Silahkan Dibagikan Kepada Teman Teman Agar Pahala Anda Mengalir Sebagai Sedekah .

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel